TANJUNG REDEB - Saat ini sejumlah bahan pokok mengalami kenaikan harga. Berdasarkan data Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskoperindag) Berau, kenaikan harga terjadi pada komoditas beras, tepung terigu, dan ayam broiler.
Saat ini harga beras alami kenaikan sebesar Rp 600 hingga Rp 1.000 per Kilogram (Kg), jenis beras yang paling mahal kini dijual seharga Rp 16 ribu per Kg dari sebelumnya Rp 15 ribu per Kg. Adapun ayam broiler dari harga Rp 32 ribu menjadi Rp 43.500 per Kg. Sementara tepung terigu yang biasanya dijual seharga Rp 10 ribu hingga Rp 10.500 per Kg, kini menjadi Rp 11 ribu.
Kepala Bidang (Kabid) Bina Usaha Perdagangan Diskoperindag Berau, Hotlan Silalahi, menyebut kenaikan harga tersebut dipengaruhi El Nino dan beberapa hal lainnya.
Sebutnya, kenaikan harga komoditas sudah dari distributor atau pemasok. Seperti beras yang sudah diinformasikan pihak distributor sudah naik sejak beberapa bulan lalu, lantaran distributor mengambil beras dari luar pulau dan terjadi fenomena El Nino. “Sudah dikonfirmasi, memang naiknya dari distributor,” sebutnya, kemarin (23/10).
Dirinya menjelaskan, kenaikan bukan karena adanya ongkos kirim yang meningkat, namun murni dampak cuaca.
Begitu juga dengan masalah kenaikan harga ayam broiler, disebabkan adanya kenaikan harga pakan dan kurangnya produksi.
Belum lagi ayam Berau harus didistribusikan ke Kaltara. Karena selama ini masih menjadi penyangga daerah Kaltara. "Kalau untuk daging ayam memang karena produksinya masih rendah, tapi kemungkinan besar bisa turun, seiring juga dengan harga pangan ternaknya," bebernya.
Menurut Hotlan, saat ini kenaikan harga pangan tidak terlalu berpengaruh. Karena para agen masih menjual dengan harga yang lama. Kemungkinan besar kenaikan harga ini baru akan terasa di pertengahan November mendatang. "Kami akan pantau terus masalah harga, tapi kalau pengaruhnya cuaca memang agak sulit ditekan," tuturnya.
Sementara itu, Marni, salah satu masyarakat yang ditemui saat berbelanja di Pasar Sanggam, berharap harga komoditas pangan bisa tetap stabil.
“Kalau kami ibu-ibu, pasti berharap harga-harga tidak ada yang naik,” singkatnya. (aky/sam)