TANJUNG REDEB - Pemerintah Kabupaten Berau tak mau setengah-setengah dalam menghidupkan Kota Tua Teluk Bayur.
Setelah revitalisasi Museum Kamar Bola, dalam waktu dekat Dinas Pariwisata berencana memboyong Pokdarwis Steinkollen yang ditunjuk mengelola museum, untuk melakukan kunjungan sekaligus belajar pengelolaan museum batu bara di Muara Enim, Sumatera Selatan.
“Jadi memang kedepannya museum ini akan kami serahkan kepada Pokdarwis Steikollen untuk di kelola mereka,” ujar Kepala Bidang (Kabid) Bina Pengembangan Destinasi Pariwisata, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Berau, Samsiah, kepada Berau Post, kemarin (2/11).
Selain itu, pihaknya juga akan mengadakan diskusi tentang pengelolaan dan membahas kerja sama dengan beberapa berusaha tambang batu bara yang ada di Kabupaten Berau, untuk mengisi beberapa barang maupun miniatur yang berkaitan dengan dunia pertambangan batu bara.
“Harapannya museum itu dapat menjadi wisata edukasi kepada para pelajar, menciptakan wisata yang murah meriah, namun memiliki nilai sejarah yang tinggi,” tuturnya.
Selain itu, dalam beberapa tahun terakhir pihak Disbudpar juga diklaimnya telah memberikan edukasi kepada pokdarwis dan juga pelatihan tatacara melayani wisatawan yang berkunjung, sehingga pelayanannya bisa lebih maksimal dan tidak membuat wisatawan jera untuk berkunjung kembali.
“Memang ada beberapa pokdarwis yang mengajukan pembangunan wisata di lokasi mereka yang selanjutnya tidak terkelola dengan benar, oleh sebab itu harapannya untuk wisata Kamar Bola ini tidak seperti itu, makannya kami konsep betul-betul,” katanya.
“Pekerjaan rumah kita masih banyak, karena masih banyak bangunan bersejarah yang ada di Kecamatan Teluk Bayur yang harus direvitalisasi agar bisa dijadikan wisata edukasi,” pungkasnya.
Di lokasi yang sama, tokoh masyarakat Kecamatan Teluk Bayur sekaligus mantan Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris Kabupaten Berau, Agus Wahyudi mengatakan, pihaknya tentu sangat mendukung kegiatan tersebut, mengingat di Kecamatan Teluk Bayur memang masih banyak tempat bersejarah lainnya yang harus dihidupkan kembali.
“Harapannya ke depan Kota Tua Teluk Bayur bisa masuk ke dalam ekowisata Kabupaten Berau. Jadi tidak hanya keindahan alam saja, ada juga wisata bersejarah yang disajikan kepada wisatawan nantinya,” ujarnya.
Selain itu, Agus juga menambahkan, perlu juga dipikirkan strategi bagaimana agar para wisatawan ini yang hendak berkunjung ke Berau tidak langsung menuju ke pulau, tapi menginap terlebih dahulu di kota yang kemudian ditawarkan berwisata ke bangunan bersejarah seperti Kamar Bola.
“Nah kalau mereka mau menginap atau bertahan sehari atau dua hari di kota, bisa kita ajak berkunjung ke beberapa museum yang ada di Kabupaten Berau,” terangnya.
“Mungkin bisa aja bekerja sama dengan swasta untuk membuat Kapal Pariwisata, jadi nanti konsepnya susur sungai bisa saja dimulai dari Keraton Sambaliung, terus Museum Batiwakkal, dan berakhir di Museum Kamar bola, itu pasti menjadi dayak tarik tersendiri,” pungkasnya.
Di waktu yang sama, penulis sekaligus mantan Kepala Disbudpar Kabupaten Berau Mapassikra, juga turut mendukung konsep pariwisata bangunan bersejarah yang ada di Kecamatan Teluk Bayur, salah satunya Museum Kamar bola yang saat ini sudah dilakukan revitalisasi.
“Kabupaten Berau ini kan salah satu penyanggah IKN, apalagi Presiden Jokowi tengah membangun bandara di IKN sana, ya harapannya dengan bertambahnya bandara yang ada di Kalimantan Timur bisa meningkatkan partisipasi yang ada di Kabupaten Berau sendiri,” tutupnya. (adm/sam)