Pelaksanaan Berau Culture Festival yang diselenggarakan Sabtu (4/11) lalu berlangsung meriah. Melewati panggung kehormatan yang terletak di pelataran Masjid Agung Baitul Hikmah, ratusan masyarakat dari puluhan instansi dan paguyuban unjuk keterampilan di depan sejumlah tamu kehormatan dan masyarakat.
ANGGORO FADJAR SUSENO, Tanjung Redeb
KREATIVITAS peserta benarbenar ditampilkan. Hal itu dapat dilihat langsung dari busana hingga kendaraan hias yang ikut serta
pada pelaksanaan Berau Culture Festival.
Atas kemeriahan dan keberhasilan itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Berau, Ilyas Natsir menuturkan, gelaran tersebut akan masuk dalam kalender pariwisata Berau di 2024 mendatang.
"Iya, ini akan kita masukan kalender wisata. Kalau dilihat dari antusias masyarakat dan peserta itu kita harus diusahakan," katanya.
Selain itu, khusus di pelaksanaan akan datang persiapan dipastikannya akan lebih dimatangkan lagi dengan sebaik mungkin, sehingga pelaksanaan bisa lebih meriah.
Ilyas menyebut, sebenarnya pelaksanaan Berau Culture Festival ini direncanakan mengundang masing-masing kepala daerah dari perwakilan paguyuban. Namun dikarenakan beberapa undangan kepala daerah berhalangan, sehingga belum bisa terwujud.
“Harapan saya yang akan datang kita siapkan jauh-jauh hari bisa masuk di 2024 itu tidak hanya paguyuban, nanti kepala daerah dari paguyuban itu hadir. Karena waktu mepet jadi mereka tidak bisa hadir di tahun ini,” jelasnya.
Melihat pelaksanaan saat ini juga lanjut Ilyas, dirinya masih melihat beberapa kekurangan yang minor, sehingga dirinya berkomitmen akan mematangkan perayaan di tahun depan dengan lebih baik lagi. “Ke depan akan dimatangkan lagi,” tegasnya.
Misalnya saja ketidakhadiran para kepala daerah, menurut Ilyas meski hal tersebut dikarenakan berhalangnya mereka hadir, ini akan menjadi catatan dalam pelaksanaan berikutnya. “Ya, sesuatu pasti ada yang kurang, oleh karena itu sambil kita cermati kurangnya,” ujarnya.
Namun Ilyas mengatakan, di tahun depan juga akan dimaksimalkan bisa melibatkan wisatawan asing untuk ikut serta salam pelaksanaan Berau Culture Festival. Sehingganya, pengambilan nama event menggunakan bahasa inggris untuk memudahkan dan menarik wisatawan asing.
“Salah satunya juga itu, makanya namanya diubah menjadi Berau Culture Fest dibuat menggunakan Bahasa Inggris,” terangnya.
Bahkan, di tahun depan juga dikatakan akan melakukan koordinasi, sehingga setidaknya negara tetangga seperti Malaysia, Brunei Darussalam, dan Singapore juga bisa ikut serta dalam pelaksanaan ini.
“Bila perlu nanti kita koordinasi, mereka kita undang. Kita tidak hanya informasikan tetapi juga undang, paling tidak negara tetangga," tuturnya.
Sejauh ini, Ilyas melihat tidak terdapat permasalahan yang serius. Sehingga pelaksanaan bisa berjalan dengan maksimal. Meski diakui, ada beberapa poin yang akan menjadi fokus perhatian untuk ditingkatkan pada pelaksanaan mendatang. "Alhamdulillah sepanjang ini tidak ada keluhan, mudahan tidak ada keluhan," pungkasnya. (sam)