TANJUNG REDEB - Isu penggabungan Berau ke Provinsi Kalimantan Utara dipastikan tidak mengganggu iklim investasi di Kalimantan Timur secara eksplisit. Kabupaten Berau pun dinilai punya peranan penting dalam menjaga atmosfer investasi di Kalimantan Timur. Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kalimantan Timur, Puguh Harjanto.
“Ya sebetulnya kalau dari sisi investasi memang tidak langsung, (hanya) politik lokal,” jelasnya saat dikonfirmasi Berau Post, Rabu (15/11) siang.
Namun dirinya mengatakan, kondusivitas suatu wilayah sangat penting dalam pembangunan investasi memalui beberapa aspek penting, di antaranya stabilitas politik.
Puguh pun melihat isu yang berkembang terkait momen penggabungan Berau dengan Provinsi Kaltara pada sisi regulasi yang terbangun selama ini. Secara aturan, pihaknya masih fokus dengan ketentuan Undang-Undang yang berlaku.
“Jadi menurut kami yang tepat adalah sinergi dan kolaborasi antardaerah (Kaltim-Kaltara, red),” ujarnya.
Apalagi seharusnya kacamata arah pembangunan bisa melihat potensi pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) ke Kalimantan Timur. Dikatakan, pemindahan itu akan memberi dampak pembangunan di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur, dan Kalimantan secara luas. Meski dirinya tidak mengomentari secara spesifik, Puguh berhadap komitmen kuat Pemprov Kaltim bisa dilirik secara luas untuk mendukung investasi ke Bumi Borneo.
“Saya tidak komentari secara spesifik (permintaan gabung Kaltara, red). Namun komitmen pemprov ini diharapkan secara makro bisa mendukung iklim investasi,” terangnya.
Puguh menyebut, arah pembangunan dan investasi tentu bermuara pada kesejahteraan masyarakat. Dirinya secara tidak langsung berharap kondusivitas dan stabilitas wilayah di Kaltim bisa terjaga. Bagaimanapun menurut Puguh, Berau saat ini penting bagi Kalimantan Timur.
“Sudah pasti, makanya tadi karena Berau penting bagi Kaltim,” tegasnya.
Puguh juga membocorkan, ke depan akan ada proyek yang mampu menjadi potensi baik untuk wilayah di Kalimantan. Tak hanya itu, program ini juga akan menjadi kerja sama antarnegara, yaitu Indonesia di wilayah Kalimantan secara keseluruhan, Malaysia wilayah Sabah, dan Serawak, serta Brunei Darusalam.
“Ke depan ada ide Ring of Borneo, desainnya seluruh Kaltim, Malaysia dan Brunei Darusalam, begitu IKN jalan ada desain makro yang dilakukan,” terangnya.
Proyek ini dipaparkan Puguh, merupakan konektivitas jalan di Borneo. Nantinya akan ada jalur jalan yang menghubungkan mulai Kalimantan Barat, termasuk Berau dan Kaltara menuju Malaysia dan Brunei Darusalam.
“Jadi jalur konektivitas dari KalbarKaltara, Sabah dan Brunei Darusalam itu akan terhubung. Konekting, dan ini potensi yang perlu dimaksimalkan sebagai pasar dan pasti,” ujarnya.
Melalui konektivitas jalan yang menghubungkan ketiga negara itu juga, diharapkan bisa menumbuhkan kesejahteraan masyarakat dengan memanfaatkan peluang tersebut. Sebab salah satu hal mendasar adalah infrastruktur.
“Jadi, salah satu aspek fundamental adalah infrastruktur. Ide itu jadi gagasan, khususnya kerja sama Brunei, Malaysia, dan Indonesia di Kalimantan,” tuturnya. (*/sen/sam)