TABALAR - Kehadiran jalan pendekat antara Kecamatan Tabalar dengan Kecamatan Biatan disambut baik masyarakat. Bagaimana tidak, pemangkasan jarak bisa mempersingkat
jarak tempuh dan waktu perjalanan.
Namun, kondisinya kini sudah tidak mulus, sebagian jalan sudah dinilai tidak representatif lagi untuk dilintasi mobil keluarga.
Rezky, pemuda asal Tanjung Redeb mengeluhkan kondisi jalan pemangkas tersebut. Meski kehadirannya cukup bagus karena bisa memangkas waktu tempuh yang signifikan, namun terakhir kalinya lewat, kondisi jalannya tidak semulus dahulu lagi.
“Kebetulan saya ada acara, kemarin lewat jalan itu. Memang di depan aspal, begitu masuk ke dalam disambut jalan batu,” terangnya.
Dirinya mengatakan, tahun lalu kondisi jalan tersebut belum separah saat ini. Meski untuk mobil badan besar dan mesin tangguh tidak terlalu terasa, namun untuk dirinya yang menggunakan mobil keluarga guncangannya sangat terasa.
“Kita kan dilema, mau lewat jalan lama atau tembusan. Akhirnya pilih tembusan karena masih lebih cepat. Tetapi kondisi jalan saja agak kurang nyaman,” tuturnya.
Rezky menyebut, dibanding melewati jalan poros, jalan tembusan tersebut masih lebih cepat meski laju kendaraan berada di bawah rata-rata. Sehingga, hal itu yang membuat dirinya memilih jalan tembusan. Apalagi, kontur jalan yang nyaman. Misalnya tidak banyak kelokan, serta posisi tanjakan yang tidak curam.
“Mudahan ini bisa ditingkatkan atau diperbaiki, hanya sebagian jalan yang didepan itu batu. Ke dalam jalannya enak walau belum aspal. Kita masyarakat tentu berharap bisa diaspal, paling tidak bisa sirtu lah,” pungkasnya.
Merepons hal ini, Kepala Bidang Pembangunan Jalan dan Jembatan, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Berau, Benny Sepriady Panjaitan, menuturkan, kelanjutan penanganan jalan pemangkas dari Kecamatan Tabalar menuju Kecamatan Biatan belum punya alokasi anggaran di 2024. “Tahun depan belum bisa, karena anggarannya belum ada,” jelasnya.
Saat ini juga katanya, masa pemeliharaan sudah habis, proyek tersebut belum bisa dilanjutkan karena keterbatasan anggaran. Benny menyebut pihaknya hanya bisa melaksanakan perawatan ringan saja, hal itu pun masih menunggu ketersediaan alat-alat pekerjaan.
“Itu belum ada lagi lanjutan di tahun depan, kalau masa pemeliharaannya sudah habis sudah tidak ada lagi, paling nanti kita perawatan sedikit kalau ada alat,” terangnya.
Pihaknya sendiri selama ini terus mengusahakan penuntasan jalan tembusan tersebut. Dirinya menyebut, untuk menuntaskan penanganan sepanjang 12,8 Km setidaknya masih dibutuhkan anggaran mencapai Rp 65 miliar. Saat ini sendiri, sepanjang 400 meter yang baru menerima pengaspalan.
“Ya tetap (diperjuangkan, red) karena itu statusnya kabupaten, tetap akan kita kerjakan kita muluskan nanti,“ terangnya.
Jalan pemangkas jalur antara Kecamatan Tabalar dengan Kecamatan Biatan itu memiliki geometrik jalan yang lebih baik. Tidak terlalu banyak kelokan, serta kemiringan tanjakan tidak curam. Jalan tersebut manjadi akses pendekat kedua kecamatan hanya berjarak 12 Km.
Sebelumnya, melalui jalan poros Tanjung RedebTalisayan, kedua kecamatan itu berjarak 35 Km.
“Ini jalur pendekat dari Biatan ke Tabalar lebih dekat lewat dalam. Gunungnya tidak curam, hampir tidak ada tikungan,” pungkasnya. (*/sen/sam)