TANJUNG REDEB - Kepala Bidang Pencegahan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Berau melalui Pejabat Analis Kebencanaan, Dody Haryanto menerangkan bahwa pihaknya sudah melaksanakan sosialisasi sekaligus pelatihan di dua kampung, yaitu Kampung Kayu Indah dan Kampung Bidukbiduk.
Dalam pelaksanaan tersebut, BPBD Berau menekankan kepada masyarakat untuk tidak dan bisa mengurangi pembukaan lahan dengan cara membakar. Selain langkah pencegahan bencana juga untuk mengurangi emisi karbon.
“Pelatihan dihelat bersamaan dengan badan diklat kehutanan,” terangnya.
Dalam kegiatan tersebut, masyarakat yang juga berasal dari Masyarakat Peduli Api (MPA) serta Kelompok Tani Peduli Api (KTPA) ikut serta menjadi peserta sosialisasi dan pelatihan tersebut. Harapannya, nanti peserta bisa juga berbagi informasi kepada masyarakat lainnya.
“Kita harap mereka yang ikut pelatihan juga bisa menyebarkan informasi kepada masyarakat,” ujarnya.
Dalam kegiatannya, Dody menjelaskan bahwa peserta diajarkan membuat Cuka Kayu, Arang Briket serta Kompos. Ketiga produk tersebut merupakan hasil optimalisasi potensi yang ada tanpa harus membuka lahan dengan cara dibakar.
“Kegiatan praktik intinya dari lahan yang kita buka, kita bikin cuka kayu dan arang briket serta kompos. Jadi 3 item tersebut,” jelasnya.
Dody menuturkan, hal ini perlu dijalankan dengan seksama agar ke depan, pembukaan lahan baru tidak perlu dilakukan dengan cara dibakar. Selain menyebabkan polusi udara juga dapat memicu bencana lainnya.
“Ini penting, pemahaman yang harus sampai kepada masyarakat. Terutama mereka yang memang kegiatannya demikian,” bebernya.
Dari hasil pelatihan tersebut, tentu pengurangan pembukaan lahan dengan cara dibakar bisa dikurangi. Masyarakat tidak lagi membuka lahan dengan cara dibakar, dan beralih memanfaatkan potensi yang ada untuk menghasilkan tiga produk tadi.
“Kan kita melatih masyarakat agar mereka tidak membuka lahan dengan pembakaran lahan. Sehingga kayu yang ditebang menjadi cuka kayu,” jelasnya.
Ketiga produk tersebut bermanfaat. Misalnya Cuka Kayu dan Kompos bisa menjadi pupuk organik yang membantu menunjang pertanian masyarakat. Selain itu, Arang Briket bisa menjadi sumber penghasilan lain ataupun digunakan secara mandiri.
“Salah satunya sebagai pupuk organik,” katanya.
Dirinya berharap, pelatihan yang diberikan kepada peserta bisa diaplikasikan dengan baik. Sehingga, upaya mengurangi kegiatan pembukaan lahan dengan cara dibakar bisa berkurang. Terlebih, peserta bisa memberikan pengetahuannya kepada masyarakat lainnya yang tidak sempat ikut.
“Kami harap peserta dapat mengaplikasikannya dengan baik, sehingga mampu meminimalisasikan kegiatan pembakaran di kehutanan,” tutupnya. (*/sen/sos)