SAMBALIUNG - Pembangunan Masjid Namirah sudah selesai. Bangunannya tidak terlalu megah, tetapi begitu tenang dan nyaman. Hal itu diyakini akan membuat masyarakat di sekitarnya bisa beribadah lebih khusuk.
Ketua Panitia Peresmian Masjid Namirah, Lukman Latif yang juga merupakan keluarga Ustaz Dasad Latif menyampaikan pembangunan Masjid Namirah ini ke depannya akan berorientasi pada kegiatan keagamaan.
Dalam hal ini menjadi tempat utama pengembangan akhlak dan ketakwaan masyarakat sekitar. Terutama bagi anak-anak. “Jalannya kegiatan di masjid ini akan mengarah pada pengembangan keagamaan untuk masyarakat,” jelasnya.
Tak hanya untuk anak-anak, pengembangan keagamaan juga akan menyasar orang dewasa. Hal itu katanya seperti program yang dijalankan di masjid-masjid binaannya di Sulawesi Selatan. Salah satunya program mengaji bagi orang dewasa. Sebab, bukan tidak mungkin saat ini masih terdapat orang dewasa yang belum lancar atau belum bisa mengaji.
“Program itu nantinya akan kita coba terapkan, karena ini menjadi penting. Mereka yang dewasa dan belum mahir bisa bergabung,” ujarnya.
Wakil Bupati Berau, Gamalis yang hadir pada peresmian itu berharap Masjid Namirah bisa mendorong peningkatan kegiatan agama di wilayah sekitarnya. Masjid, katanya harus menjadi tempat utama masyarakat berkegiatan agar menjalani hidup dengan berlandaskan agama.
“Kita harap pembangunan ini bukan hanya sekedar membangun, tetapi juga menjadi rumah kedua masyarakat untuk berkumpul, diskusi dan sebagainya,” terangnya.
Dirinya juga menyambut baik program-program yang akan dilakukan Dewan Kemakmuran Masjid (DKM). Apalagi yang bersentuhan dengan anak-anak. Sebab, Gamalis menilai dasar-dasar paham beragama untuk anak-anak perlu ditanam sejak dini, dan diantaranya melalui rumah ibadah.
“Agar anak-anak kita paham agama, sehingga dia berjalan dengan ilmu agama yang cukup,” tuturnya.
Dalam Kuliah Tujuh Menit (Kultum) yang disampaikan Ustaz Dasad Latif, ia menyerukan ajakan kepada masyarakat untuk senantiasa memakmurkan masjid. Terlebih, bagi mereka yang memiliki kemampuan dan diberikan keberkahan harta yang cukup, hendaknya juga bisa membangun masjid.
“Saudara punya harta, semoga juga bisa membangun masjid,” terangnya.
Sebab, hal itu akan menjadi ladang amal jariyah yang tidak akan terputus, meski sang manusianya telah wafat. Berbeda dengan rezeki lainnya, yang mungkin bisa saja berubah ketika manusia telah meninggal dunia.
“Harta yang ditinggalkan bisa menjadi rebutan ahli waris, istri yang kita tinggalkan bisa mencari pasangan baru. Tetapi wakaf yang kita tinggalkan, amalnya akan terus mengalir,” pungkasnya.
Dalam peresmian tersebut turut dihadiri Mantan Bupati Berau Periode 2005 hingga 2015, Makmur HAPK dan Mantan Bupati Berau, Agus Tantomo. Pembukaan ditandai dengan penarikan tirai pada relief nama masjid di halamannya. (sen/arp)