TANJUNG REDEB - Program Wifepreneur yang diinisiasi PT Bukit Makmur Mandiri Utama (BUMA) telah berjalan sejak 2021. Program ini bertujuan membekali istri karyawan dengan beragam keterampilan usaha rumah tangga dan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Kegiatan terbaru dari program ini adalah pelatihan pengenalan planogram bertema “Wifepreneur Menuju Digitalisasi UMKM”. Pelatihan dilaksanakan pada Kamis (16/11) lalu. Di aula Kantor Kejaksaan Negeri Berau tersebut, berlangsung hibrid. Total pesertanya sebanyak 40 orang dengan 20 peserta berasal dari Berau. 20 peserta yang lain adalah anggota Wifepreneur nasional yang hadir secara daring.
Adapun pemateri pengenalan planogram adalah Novita Lubis. Ia merupakan Koordinator UMKM Planogram, PT Banu Kreatif Indonesia, yang bekerja sama dengan Kementerian Pariwisata Ekonomi Kreatif RI. Sebagai informasi, planogram adalah sebuah diagram yang menunjukkan peletakan item-item produk di rak yang spesifik. Susunan tersebut bertujuan meningkatkan pembelian konsumen secara digital.
“Pelatihan ini merupakan rangkaian dari program Wifepreneur BUMA yang dimulai sejak 2021,” ujar Nanang Rizal Achyar selaku Wakil Direktur Utama PT Bukit Makmur Mandiri Utama.
Ia menguraikan bahwa program Wifepreneur sebelumnya telah mengadakan tiga batch pelatihan. Setiap batch tersebut, terdiri dari 13 lokakarya dan 26 sesi yang diikuti puluhan pelaku usaha maupun UMKM di Berau dan nasional.
Lokakarya tersebut mencakup pengelolaan produk, desain logo, kemasan, dan pemantauan penjualan. Sejumlah peserta program yakni para istri karyawan telah memiliki usaha yang terus berkembang di bidang kuliner, konfeksi, hingga mode.
“Seturut perkembangan zaman, UMKM dituntut memahami pemasaran digital untuk meningkatkan penjualan produk. Oleh sebab itu, BUMA mengadakan pelatihan planogram bagi anggota Wifepreneur,” sambung Nanang.
Dari pelatihan ini, jelasnya, para peserta diharapkan dapat mengembangkan usaha melalui teknologi digital. Hal itu tentu berdampak kepada pendapatan mereka yang ikut meningkat sehingga selaras dengan tujuan Wifepreneur.
“Program ini memang bertujuan agar keluarga karyawan BUMA memiliki alternatif pendapatan. Usaha rumah tangga berbasis UMKM dapat menjadi bekal menghadapi ketidakpastian di dunia kegiatan pertambangan,”’jelas Nanang.
Pelatihan yang menjadi bagian dari upaya memajukan UMKM di Berau ini juga bekerja sama dengan sejumlah pihak. Di antaranya Kejaksaan Negeri Berau, Kementerian Pariwisata Ekonomi Kreatif, dan Pemkab Berau. Nanang kemudian menambahkan, BUMA terus mendukung program Wifepreneur. Satu di antara langkah konkretnya adalah BUMA membantu legalitas komunitas Wifepreneur dengan mendirikan badan hukum bagi UMKM tersebut.
“Tujuannya untuk memudahkan kegiatan komunitas sehingga tidak bergantung dengan BUMA ke depannya,” terang Nanang.
Saat ini sudah 18 UMKM anggota Wifepreneur yang memiliki legalitas di Berau. BUMA berharap, sambung Nanang, jumlah tersebut tidak hanya terus bertambah kuantitasnya tetapi meningkat kualitasnya. “Itu sebabnya, BUMA terus mendampingi, memonitor, dan mengevaluasi UMKM-UMKM tersebut. Semuanya demi menuju kemandirian ekonomi pascatambang,” kuncinya.
Sementara itu, Asisten I Setkab Berau, Hendratno mewakili Bupati Berau Sri Juniarsih, juga mengatakan, pelatihan diharapkan menjadi pintu yang membukakan peluang dan kesempatan, bagi kaum perempuan. Utamanya di Kabupaten Berau. Apalagi, sektor UMKM dan ekonomi kreatif saat ini, sebagai salah satu sektor yang kini juga mendapatkan perhatian besar dari pemerintah daerah.
"Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan akses untuk pelatihan maupun dukungan. Terutama kepada ibu-ibu yang telah maupun baru akan merintis usaha," katanya.
Pemkab Berau kata dia, juga terus mendorong peran dari jajaran Diskoperindag, DPPKBP3A, Dekranasda, LSM, dan seluruh lembaga pemberdayaan perempuan, agar bersama-sama menciptakan lingkungan yang inklusif untuk perempuan berusaha. Dirinya juga mengucapkan terima kasih kepada Project Manager Jobsite LAT manajemen PT BUMA atas berserta seluruh jajaran manajemennya, atas terselenggaranya kegiatan ini.
"Saya berharap, kegiatan ini dapat terus terlaksana secara berkelanjutan sekaligus menginspirasi bagi perusahaan lainnya untuk melakukan hal yang sama," katanya.
Sementara itu, Kepala Bidang Industri, Diskoperindag Berau, Mega Hadiaty mengatakan, turut mengapresiasi pelatihan yang diinisiasi BUMA tersebut. "Sangat bagus, dan sangat membantu peningkatan UMKM," katanya.
Menurutnya, pelatihan planogram wifepreneur PT BUMA ini, merupakan kegiatan yang sekiranya dapat mendorong peningkatan visualisasi produk supaya lebih menarik. Namun diharapkannya, pelatihan tersebut, tidak hanya dikhususkan kepada wifeprenur saja, tetapi juga diberikan kepada pelaku UMKM lainnya.
"Agar mereka juga dapat peluang yang sama, dan mendapat ilmu yang sama juga, dalam memasarkan hasil UMKM mereka juga," katanya.
Dia juga menilai, PT BUMA sejauh ini, juga cukup memberikan kontribusi bagi pengembangan UMKM di Berau. Salah satunya melalui kegiatan pelatihan ini. "Harapannya kedepan, BUMA juga dapat menginisiasi pelatihan serupa untuk meningkatkan SDM bagi para pelaku usaha UMKM lokal lainnya. Agar produk mereka dapat bersaing," jelasnya.
Kajari Berau, Hari Wibowo juga mengatakan senada. Dia menyampaikan, melalui pelatihan itu, bisa menjadikan produk UMKM yang dihasilkan para istri karyawan BUMA, dapat tumbuh berkembang. Sehingga menjadi kekuaran ekonomi baru dalam rumah tangga. "Semoga dapat mendorong UMKM di Kabupaten Berau tumbuh dan maju serta berdaya saing," pungkasnya. (hmd)