GAWAT..!! Sungai Kapuas Tercemar Mikroplastik

- Senin, 30 Agustus 2021 | 13:41 WIB
SAMPAH KAPUAS: Warga mengambil air di Sungai Kapuas yang tak jauh dari sampah yang mengumpul akibat terbawa arus sungai.HARYADI/PONTIANAK.
SAMPAH KAPUAS: Warga mengambil air di Sungai Kapuas yang tak jauh dari sampah yang mengumpul akibat terbawa arus sungai.HARYADI/PONTIANAK.

Sejumlah sungai di Kota Pontianak tercemar mikroplastik. Hal itu terungkap dalam penelitian uji sampel yang dilakukan tim Riset Hidrologi dan Pencemaran Air Universitas Tanjungpura, periode Mei hingga Juli 2021. Sejumlah sungai tersebut di antaranya, Sungai Kapuas, Parit Sungai Raya Dalam, Parit Haji Husin, Parit Sepakat, Parit Media dan Parit Martapura (Tokaya).

Dosen Hidrologi Lingkungan pada Prodi Teknik Lingkungan Universitas Tanjungpura Pontianak, Kiki P Utomo mengatakan, dari beberapa lokasi pengambilan sampel tersebut, ditemukan jumlah mikroplastik berada pada rentang 200-600 partikel/liter mikroplastik. Lokasi dengan jumlah partikel mikroplastik tertinggi ditemukan di Parit Martapura (Tokaya) yaitu sebanyak 533 partikel/liter.

Selain itu jumlah mikroplastik yang ditemukan di Sungai Kapuas seganyak 729 partikel/liter dengan 5 variasi bentuk yang berbeda-beda. Adapun bentuk-bentuk dari mikroplastik yang ditemukan di drainase Kota Pontianak dan Sungai Kapuas yaitu fragmen, fiber, foam, pellet (bead) dan film. Sedangkan dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Tim PKMR yang dilakukan oleh mahasiswa Universitas Tanjungpura didapat jumlah mikroplastik di beberapa titik lokasi di Sungai Kapuas memiliki rentang sekitar 1000-2000 partikel/liter, yang memiliki rata-rata 943 partikel/liter. Menurut Kiki, keberadaan mikroplastik ini perlu diwaspadai karena apabila masuk ke dalam rantai makanan atau tidak sengaja ikut terbawa bersama air dalam makanan yang dikonsumsi oleh manusia dapat menyebabkan gangguan kesehatan.

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Tim Ecoton dengan judul penelitian “Identifikasi Mikroplastik pada Feses Manusia” didapat jumlah partikel mikroplastik sebesar 17,5 partikel/10 gram.

Hasil penelitian mikroplastik pada 10g sampel feses yang dikumpulkan dari 102 sukarelawan positif mengandung mikroplastik.

“Setidaknya ada empat jenis mikroplastik, yakni fiber, fragmen, filament dan granul. Jenis fiber ditemukan paling dominan pada sampel feses, lalu yang tertinggi kedua dari jenis fragmen, selanjutnya filament dan granula,” kata Kiki dalam keterangan pers secara virtual, Jumat (27/8) siang. Dikatakan Kiki, mikroplastik di dalam tubuh manusia dimungkinkan terjadi melalui tiga jalur mekanisme yakni, saluran pencernaan, saluran pernapasan dan paparan kulit.

Dari ketiga jalur tersebut, mikroplastik dapat masuk ke dalam tubuh manusia dan memberikan dampak bahaya bagi kesehatan antara lain, dapat terganggunya proses metabolisme tubuh, terjadi reaksi peradangan kronis di saluran pencernaan dan pernapasan, serta munculnya sel kanker. “Dampak bahaya jika mikroplastik masuk ke tubuh manusia, dapat menyebabkan terganggunya proses metabolisme tubuh, terjadi reaksi peradangan kronis di saluran pencernaan dan pernapasan, munculnya sel kanker dan lain-lain,” jelasnya.

Dijelaskan Kiki, mikroplastik di saluran drainase Kota Pontianak dan Sungai Kapuas dapat berasal dari berbagai sumber dan aktivitas manusia, seperti perumahan, pasar, hotel, laundry dan lain sebagainya. Kendati demikian, ada kemungkinan berasal dari tempat lain yang terbawa arus air. “Perlu perhatian dari kita semua untuk tetap pengelolaan sampah plastik dengan baik dan menggunakan plastik khususnya yang sekali pakai,” pungkasnya. (arf)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Dua Desa di Kabupaten Kapuas Hulu Dilanda Gempa

Kamis, 21 Maret 2024 | 22:06 WIB
X