Masjid yang Akan Lakukan Salat Id, Minta Dikaji Betul-Betul

- Jumat, 22 Mei 2020 | 17:49 WIB
TAK DIGELAR: Sejumlah petugas menyemprotkan disinfektan di halaman Masjid Raya Mujahidin, Pontianak, beberapa waktu lalu. Gubernur Kalbar Sutarmidji memastikan, pelaksanaan Salat Idulfitri di Masjid Mujahidi ditiadakan untuk meminimalisir penularan Covid-19. RUMAH ZAKAT FOR PONTIANAK POST
TAK DIGELAR: Sejumlah petugas menyemprotkan disinfektan di halaman Masjid Raya Mujahidin, Pontianak, beberapa waktu lalu. Gubernur Kalbar Sutarmidji memastikan, pelaksanaan Salat Idulfitri di Masjid Mujahidi ditiadakan untuk meminimalisir penularan Covid-19. RUMAH ZAKAT FOR PONTIANAK POST

PONTIANAK – Gubernur Kalimantan Barat (Kalbar) Sutarmidji memastikan pelaksanaan salat berjemaah di Masjid Raya Mujahidin ditiadakan untuk mencegah penularan Covid-19. Dalam hal ini termasuk untuk pelaksanaan salat Jumat dan salat Idulfitri pada Minggu (24/5) nanti.

Orang nomor satu di Kalbar itu sekaligus mengklarifikasi informasi sebelumnya yang menyebutkan bahwa Masjid Raya Mujahidin akan kembali menggelar salat berjemaah. “Sebetulnya dari awal belum memutuskan, tapi masih mengkaji. Cuma yang buat statmen itu kan tak paham tentang kasus Covid-19.  Setelah mengkaji perkembangan kasus, untuk menghindari keterjangkitan maka ditiadakan (salat berjemaah),” katanya seperti dilansir Pontianakpost.co.id.

Midji, sapaan akrabnya, menyebut di jajaran pengurus Masjid Raya Mujahidin sudah ada tiga orang yang hasil rapid test-nya reaktif. Bahkan ada dua orang yang tes swab RT-PCR-nya positif, yakni pasangan suami istri. Keduanya kini masih diisolasi.

“Kemudian ditemukan 63 kasus reaktif di diknas dan 44 kasus di bandara, serta ada 238 rapid test (warga Pontianak) yang reaktif. Atas dasar itu tidak diadakan (salat berjemaah),” jelasnya.

Sementara bagi masjid-masjid lain yang masih tetap ingin mengadakan salat Idulfitri, Midji berharap hendaknya dikaji betul-betul. Jangan sampai akibatnya terjadi peningkatan kasus yang tinggi. Seperti di salah satu provinsi di Kalimantan, ia menyebut tenaga medis baik dokter dan perawat ada yang sudah mau angkat tangan akibat kasus yang tinggi. “Pontianak kan zona merah, ini jadi pertimbangan,” pungkasnya.

Sebelumnya, gubernur juga telah mengeluarkan Surat Edaran (SE) tentang protokol kesehatan dalam rangka menyambut Idulfitri 1441 Hijriah. Keputusan dalam SE ini menindaklanjuti hasil rapat koordinasi pengamanan dan penegakan protokol kesehatan dalam rangka Idulfitri yang dipimpin Menko Polhukam RI, Senin (18/5) lalu.

Dalam SE gubernur tertanggal 20 Mei 2020 itu diputuskan lima hal. Pertama, kegiatan keagamaan yang sifatnya mengumpulkan orang dalam jumlah banyak merupakan satu hal yang dilarang. Ini mengacu pada protokol kesehatan dan sejumlah aturan yang dikeluarkan pemerintah.

Kedua, diharapkan kepada pemerintah daerah kabupaten/kota bersama Forkopimda, tokoh agama dan tokoh adat melakukan sosialisasi dan mengimbau masyarakat agar sedapat mungkin melaksanakan salat Idulfitri di rumah masing-masing. Hal ini guna memutus rantai penularan Covid-19. 

Ketiga, dikarenakan hal ini sangat sensitif dan akan berdampak secara sosial politik, pemerintah kabupaten/kota diharapkan dapat mengantisipasi adanya pihak-pihak yang tetap mengharapkan untuk melaksanakan salat Idulfitri di masjid maupun di lapangan secara selektif, dengan mengantisipasi keamanan dan ketertiban masyarakat.

Keempat, kegiatan mudik dalam rangka Idulfitri tetap dilarang. Untuk itu pemerintah daerah kabupaten/kota diminta berkoordinasi dengan aparat kepolisian, dinas perhubungan dan Satpol PP agar meningkatkan penjagaan. Terutama saat malam hari karena diindikasikan para pemudik memanfaatkan kelengahan petugas pada saat malam hari.

Kelima, protokol kesehatan harus diterapkan secara ketat guna memutus rantai penyebaran dan penularan Covid-19. 

Mengenai perkembangan kasus konfirmasi (positif) Covid-19 di Kalbar, menurut Sutarmidji, dalam tiga hari terakhir memang belum ada penambahan. Namun ia berharap masyarakat tidak lengah. Jika ingin cepat terbebas dari Covid-19 maka cara terbaik adalah tetap di rumah. “Jaga jarak, cuci tangan dan jaga imunitas tubuh. Jangan lupa madu, lemon teh,” pesannya.

Lima Pasien Sembuh

Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Kalbar, Harisson mengumumkan lima pasien kasus konfirmasi (positif) Covid-19 yang dinyatakan sembuh. “Kalau di angka nasional itu empat orang (sembuh), tapi sebenarnya lima orang. Besok (data) akan diperbaiki,” ungkapnya, Kamis (21/5) sore.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

X